MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH YANG BERKEMAJUAN


Oleh DR H Haedar Nashir, M.Si.

Pendidikan merupakan tonggak kemajuan peradaban suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang maju tanpa pilar pendidikan. Negara terbelakang biasanya karena pendidikannya tertinggal, sehingga tidak memiliki daya saing dengan bangsa dan negara lain. Bangsa yang pendidikannya bermasalah, kehidupan kebangsaannya pun banyak masalah.

Dunia pendidikan Indonesia saat ini kalah cepat dari negeri-negeri tetangga terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand. Vietnam bahkan mulai bergerak lebih maju, sehingga negeri kita hanya disetarakan dengan Laos, Myanmar, dan Kamboja. Kenyataan ini tentu sangat tidak masuk akal dan menyakitkan, tetapi itulah yang terjadi. Jika tidak dilakukan lompatan kebijakan dan langkah yang brilian, boleh jadi sepuluh dua puluh tahun ke depan Indonesia menjadi negara tertinggal.
Sekitar duapuluh tahun yang lalu Indonesia termasuk maju dan menjadi rujukan dunia pendidikannya.  Malaysia dulu  juga belajar dari Indonesia. Potensi sumberdaya manusia Indonesia sebenarnya tak kalah, banyak potensi hebat di tubuh anak-anak bangsa ini. Namun boleh jadi kebijakan pendidikan di negeri ini kurang fokus, kurang memiliki perencanaan strategis yang komprehensif, dan gampang berubah-ubah seiring pergantian Menteri.
Dunia pendidikan nasional kita, termasuk pendidikan keagamaan, harus menjadi pilar strategis yang krdibel dalam mencerdaskan sekaligus memajukan kehidupan masyarakat. Fakta sosial masih menunjukkan alam pikiran pada umumnya masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya mendukung cita-cita kemajuan. Pola pikir irrasional, mentalitas manja dan konsumtif, terlalu banyak ritual sosial, menarabas, dan komunalitas yang tidak produktif telah menjadikan bangsa ini lambat dan tidak cepat untuk maju. Di sinilah pentingnya menjadikan pendidikan sebagai fokus utama membangun kemajuan bangsa menuju Indonesa berkemajuan.
Indonesia harus menjadi negara dan bangsa berkemajuan. Dalam buku “Indonesia Berkemajuan” yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2015) dunyatakan bahwa Indonesia Berkemajuan merupakan visi bangsa dan negara menuju perikehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sebagaiamana cita-cita kemerdekaan tahun 1945. Hal ini merupakan keniscayaan sejarah memasuki era baru kehidupan modern abad ke-21 untuk hadir menjadi bangsa dan negara yang unggul di segala bidang kehidupan dan mampu bersaing dengan bangsa dan negara lain. Dengan demikian Indonesia Berkemajuan merupakan tahap tertinggi dalam pencapaian pembangunan kembali kehidupan kebangsaan menuju terwujudnya cita-cita nasional yang digelorakan oleh para pendiri bangsa melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Indonesia berkemajuan tidak mungkin terwujud tanpa pendidikan yang berkemajuan.

Beralih ke Sekolah Lain
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang memelopori pendidikan Islam modern, yang intinya pendidikan yang berkemajuan. Pendidikan yang  berkemajuan akan membawa dan mewujudkan negara dan bangsa yang berkemajuan. Di sinilah pentingnya Muhammadiyah mengembangkan pendidikan yang berkemajuan untuk mewujudkan umat Islam dan bangsa Indonesia yang berkemajuan. Di antara usaha mengembangkan pendidikan berkemajuan ialah mewujudkan sekolah-sekolah unggulan di lingkungan Muhammadiyah.
Selama ini Muhammadiyah tentu masih memiliki sekolah unggulan di sejumlah daerah terutama di kota-kota besar tertentu. Khusus untuk Sekolah Dasar Muhammadiyah relatif masih kuat, namun untuk tingkat menengah lebih-lebih menengah atas mulai berkurang terutama bila diukur dari animo masyarakat dan perbandingannya dengan lembaga pendidikan pihak lain. Dengan menghargai sejumlah perintisan sekolah-sekolah plus, alternatif, inovatif, dan kreatif kini Muhammadiyah penting untuk mengembangkan sekolah berkualitas premium atau unggulan yang merata di seluruh jenjang pendidikan.
Ada pengalaman menarik. Satu dua siswa yang direkomendasikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah masuk ke sekolah Muhammadiyah, setelah dinyatakan diterima ternyata memilih sekolah lain yang kualitasnya dianggap lebih unggul, padahal dulu sekolah Muhammadiyah tersebut tergolong unggulan. Berarti untuk kelas unggulan saja kini bertumbuhan sekolah premium atau unggulan yang lebih tinggi yang dianggap lebih berkualitas ketimbang sekolah Muhammadiyah. Padahal dulu kekuatan sekolah-sekolah Muhammadiyah itu pada kualitasnya yang unggul.
Kini muncul sekolah dengan sistem boarding-school atau sejenisnya. Sekolah Insan Cendekia, Al-Azhar, As-Salam, dan Sekolah-sekolah Terpadu milik organisasai atau yayasan lain berkembang pesat dan memperoleh animo luar biasa dari masyarakat luas. Untuk Pondok Pesantren pun bertumbuhan yang baru, dengan kualitas premium. Sedangkan pondok pesantren lama yang masih bertahan dan terus berkembang tentu saja Pondok Pesantren Modern Gontor baik putra maupun putri di sejumlah daerah, yang menjadi pilihan utama mayoritas keluarga-keluarga umat Islam di seluruh tanah air.
Sekali lagi dengan menghargai capaian sekolah maupun pondok pesantren dan boarding-school Muhammadiyah yang menjadi kebanggaan selama ini, kini memang dituntut pengembangan sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah berkualitas premium atau unggulan yang perlu menjadi kebijakan nasional Persyarikatan. Tuntutan ini sangat mendesak agar masyarakat tidak lari dari lembaga pendidikan Muhammadiyah ke tempat lain. Selain itu agar institusi pendidikan Muhammadiyah tidak ketinggalan atau kalah daya saing dari yang lain. Padahal lembaga pendidikan negeri maupun swasta lain banyak yang bertumbuhan dengan kualitas premium atau unggulan yang menjadi buruan masyarakat kelas menengah ke atas yang juga makin bertumbuh jumlahnya.
Sekolah-sekolah  dan pondok pesantren Muhammadiyah tidak cukup bertahan dengan yang ada selama ini. Jangan merasa puas dengan lembaga pendidikan yang masih mampu bertahan, tanpa pengembangan dan melakukan pembaruan. Apalagi bagi yang sudah dirasakan mengalami kemunduran atau ketertinggalan wajib hukumnya mendongkrak kualitas dan melakukan terobosan. Pihak lain makin tumbuh dan berkembang lembaga pendidikannya, mereka bahkan melakukan ekspansi yang luar biasa. Para konglomerat tertentu bahkan merambah ke dunia pendidikan dengan mengembangkan sekolah berkualitas terunggul karena memiliki modal, akses, dan jaringan yang luar biasa. Itulah tantangan terbesar Muhammadiyah di dunia pendidikan saat ini.

Revitalisasi Menyeluruh
Muhammadiyah belum terlambat untuk melakukan recovery atau revitalisasi lembaga pendidikan yang dimilikinya dari tingkat dasar hingga menengah dan perguruan tinggi. Muhammadiyah manakala lengah tentu selain akan tertinggal, tidak tertutup kemumgkinan pada suatu saat akan jenuh dan akhirnya mati. Tentu hal buruk seperti itu tidak diinginkan, sebaliknya harapan terbaik ialah lembaga pendidikan Muhammadiyah makin tumbuh-kembang dengan pesat yang berkualitas premium dan  berkeunggulan.
Sejumlah sekolah unggulan tumbuh di sejumlah daerah sebagai hasil revitalisasi para pegiat amal usaha tersebut, sebagai komitmen untuk meningkatkan daya saing sekaligus terobosan dalam mengembangkan sekolah-sekolah berkualitas premium. Namun di banding animo masyarakat luas dan tuntutan Muhammadiyah sendiri tampaknya jumlah dan kualitas sekolah-sekolah premium yang dimiliki Persyarikatan masih kurang mencukupi. Diperlukan perluasan kuantitas dan kualitas yang lebih unggul dibandingkan dengan sekolah-sekolah unggulan milik organisasi-organisasi lain.
Langkah praktis dapat dilakukan seperti mencopy-paste sekolah-sekolah unggulan atau premium yang sudah dimiliki untuk dikembangkan di daerah-daerah lain. Bila perlu setiap satu daerah atau kawasan Pimpinan Daerah Muhammadiyah terdapat satu sekolah premium. Di kota-kota besar atau metropolitaan bahkan dapat lebih satu sekolah premium yang lebih unggul. Fokus antara lain pada usaha mengembangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang unggul atau premium, juga SMP dan SD, plus TK ABA sebagai modal awal. Termasuk di dalamnya Boarding School dan Pondok Pesantren premium tertentu. Peran Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah  di seluruh tingkatan harus lebih proaktif dan strategis, tidak berhenti di urusan administratif.
Memang dengan mengembangkan sekolah premium Muhammadiyah tampak elitis. Namun jika tidak mengambil bagian maka akan diambil pihak lain, padahal bidang yang satu ini menyangkut pengembangan sumberdaya manusia yang sangat strategis. Bila perlu malah mengembangkan sekolah berkelas "pertamax", yang lebih unggul lagi di atas premium. Sembari mengembangkan sekolah premium, tentu saja Muhammadiyah juga jangan mengabaikan atau melalaikan pengembangan sekolah medium ke bawah, yang juga harus terus ditingkatkan kualitasnya. Subsidi silang justru dapat dilakukan manakala Muhammadiyah mampu mengembangkan sekolah premium, sekaligus mengembangkan sekolah medium ke bawah.
Muhammadiyah akan bertahan di abad kedua dan seterusnya jika berada di garis depan dalam pengembangan sumberdaya manusia. Pendidikan sebagai institusi yang hadir untuk mengembangkan sumberdaya manusia tidak dapat dikelola dan dikembangkan apa adanya, lebih-lebih manakala bersifat sambilan. Lembaga pendidikan Muhammadiyah di era persaingan yang tinggi dan masif saat ini meniscayakan untuk bangkit memperbarui dan mengembangkan diri ke kualitas yang semakin berkeunggulan. Strategi memenangkan peradaban justru terletak pada keberhasilan pengembangan lembaga pendidikan, karena institusi pendidikan merupakan strategi kebudayaan yang strategis dan berjangka panjang dalam rancang-bangun peradaban bangsa sepanjang sejarah.
Menurut Prof BJ Habibie, mantan Presiden Republik Indonesia, negara dan bangsa yang mampu mengembangkan sumberdaya manusia unggul akan menguasai dunia. Sementara sumberdaya alam itu sifatnya fluktuatif. Jepang dan Singapura mampu bersaing dan unggul di kancah dunia karena kekuatan sumberdaya manusianya. Muhammadiyah pun akan mampu menjadi kekuatan peradaban jika sukses dalam mengembangkan institusi pendidikannya yang berkualitas unggulan. Karenanya perlu revitalisasi menyeluruh untuk menjadikan amal usaha pendidikan Muhammadiyah mencapai posisi berkeunggulan. Dari lembaga pendididkan yang unggul atau premium itulah bertumpu kekuatan strategis gerakan pencerahan di abad kedua Muhammadiyah untuk membangun Indonesia dan peradaban dunia yang berkemajuan.
Dalam menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih maju maka diperlukan revitalisasi mentalitas bangsa yang berkarakter kuat. Manusia Indonesia yang berkarakter kuat dan melekat dengan kepribadian bangsa yaitu manusia yang memiliki sifat-sifat: (1) Relijius; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian taat beribadah, jujur, terpercaya, dermawan, saling tolong menolong, dan toleran; (2) Moderat; yang dicirikan oleh  sikap hidup yang tidak radikal dan tercermin dalam kepribadian yang tengahan antara individu dan sosial, berorientasi materi dan ruhani, serta mampu hidup dan kerjasama dalam kemajemukan; (3) Cerdas; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian yang rasional, cinta ilmu, terbuka, dan berpikiran maju; dan (4) Mandiri; yang dicirikan oleh sikap hidup dan kepribadian merdeka, disiplin tinggi, hemat, ulet, wirausaha, kerja keras, dan memiliki cinta kebangsaan yang tinggi tanpa kehilangan orientasi nilai-nilai kemanusiaan universal dan hubungan antarperadaban bangsa-bangsa (PP Muhammadiyah, 2009: 44).


Komentar Anda

أحدث أقدم