Terus Belajar untuk Menjadi Baik


Jangan lelah untuk terus belajar menjadi orang tua yang sabar, berhati lembut dan bertutur kata sopan, baik serta bersuara rendah.


Suatu saat rasulullah didatangi keluarga bani Tamim,meminta dipilihkan seorang pemimpin dari kalangan mereka. Sebelum rasul yang mulia mengambil keputusan, Sahabat Abu Bakar berkata : 


"Angkat saja al Aqra bin Habis ! ".

Nabi masih diam.

Sahabat Umar lalu mengusulkan yang lain :

" Jangan, ya Rasulullah. Angkatlah al Qa'qa bin Ma-bad, !".

Abu Bakar menoleh kepada umar dan membentaknya:

" Engkau ini pasti selalu ingin berbeda denganku, hanya untuk membantuhku !".

" Tidak!",  jawab Umar.


Maka terjadilah kegaduhan diantara dua sahabat terkemuka itu. Suara mereka terdengar keras dan mengganggu sekitarnya.

Nabi tidak merespons mereka sama sekali. Beliau diam.

Lalu turunlah teguran Allah swt, dalam surat al hujurat ayat 1-2: 

 " Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului berpendapat di hadapan Allah dan rasulnya. Bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui ".


 _" Wahai orang-orang beriman, janganlah kalian  meninggikan suaramu melebihi suara nabi. Jangan pula kalian mengeras ngeraskan suaramu saat berbicara sebagaimana kalian keraskan suaramu sesama kalian sehingga menghikangkan pahala amal kalian sedangkan kalian tidak menyadarinya "_ .


Mendahului menyampaikan pendapat di hadapan orang-orang yang lebih berhak, di larang oleh al qur an. Ibnu Abbas muda tidak berani menyampaikan pandangannya terkait lailatul qadar sebelum diberi ijin oleh khalifah Umar di hadapan sahabat-sahabat terkemuka yang lain. Kepada orang-orang lebih tua, dihormati dan suami-suami, selayaknya kita tidak mendahuluinya, apalagi sampai berbicara dengan bersuara keras. Berbicara dengan suara keras tidak menunjukkan adab dan akhlaq yang baik. 


Berbicara dan bersuara keras juga menandakan kerasnya hati dan tidak bisa mengendalikan hati. Hati yang keras cenderung sulit menerima pendapat dan nasehat dari orang lain. Dampaknya adalah dia hanya akan mengikuti kehendak dan kemauannya sendiri. Orang lain dipaksa mengikuti kemauan dia. Orang seperti ini tidak terasa pada akhirnya menghilangkan amal amal baiknya sendiri.


Maka hindarilah suara keras. Rendahkan suaranmu ketika berbicara dan milikilah hati yang lembut, terutama di lingkungan rumah tangga, keluarga dan kepada anak anak kalian.


Semarah marahnya kalian, berusahalah menahan diri dan mengendalikan hati agar kalian memiliki wibawa dan kehormatan diri. Lagi pula apa hak kalian berani melawan larangan Allah ini ?


Semoga kita terhindar sikap keras hati, kerar kepala dan keras suara. Semoga dengan itu kita dijadikan sebagai orang-orang yang lemah lembut oleh Allah swt.sehingga amal amal baik kita tetap terjaga pahalanya. Aamiin..

- Abu Nasir -

Komentar Anda

Previous Post Next Post